Alinea dan Pengembangan Alinea (Paragraf)
Pengertian Paragraf
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu
kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan
alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan.
Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai
pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari
segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Syarat Paragraf
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat
,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
1) Kesatuan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika
seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik /
masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari
masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih
dari satu ide atau masalah.
2) Kepaduan paragraf
Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini
juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud
jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancer serta logis. Untuk itu, cara
repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat
dimanfaatkan. Selengkapnya mengenai syarat paragraf.
Jenis Paragraf
1.Paragraf Deduksi
Deduksi berarti berfikir dari umum ke khusus.
Paragraf ini penempatan kalimat topiknya selalu diawal.
Contoh:
Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden
pada waktu kampanye pilkada (pemilihan kepala daerah) amat menarik.
Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme dikalangan pejabat daerah merupaan
prioritas utama yang akan segera dilaksanakan untuk menjamin terselenggaranya
pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa. Kesejahteraan petani, nelayan,
dan buruh serta karyawan baik negeri maupun swasta akan ditingkatkan. Anggaran
pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih besar dari pada anggaran sebelumnya.
Gedung-gedung sekolah dan peralatannya akan diperbaharui dan ditambah. Selain
itu, tidak akan ada lagi anak yang tidak mampu bersekolah karena SPP dan buku
murid-murid SD/MI sampai SMA/MA yang berasal dari keluarga kurang mampu akan
ditanggung oleh pemerintah daerah.
2. Paragraf Induksi
Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan
bagian-bagian kecil atau hal-hal yang konkret hingga sampai kepada suatu
simpulan yang bersifat umum disebut paragraf induksi. Induksi berarti cara
berfiikir dari khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini penempatan
kalimat topiknya berada diakhir paragraf.
Contoh:
Budi tinggal bersama ibunya yang telah menjanda
disebuah rumah dekat masjid. Setelah ibunya meninggal, dia diajak ke rumah
pamannya di sebuah perkampungan kumuh yang sangat jauh dari masjid. Anak-anak
muda di kampung itu terkenal dengan kenakalannya dan mereka senang bergerombol
di mulut-mulut gang sambil menenggak minuman keras dan mengganggu orang-orang
yang lewat. Akhirnya Budi pun terpengaruh menjadi pemabuk dan suka berkelahi.
Dia tidak segan-segan melukai seseorang ketika mabuk dan sering terlibat aksi
tawuran antarkelompok remaja kampung itu. Kini Budi meringkuk dalam tahanan
polisi, padahal dahulu ia seorang anak yang baik dan rajin shalat.
3.Paragraf Campuran
Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya
di tengah paragraf. Paragraf ini di mulai oleh kalimat pengembang setelah
kalimat atau kata transisi kalau ada. Setelah itu, kalimat topik di kembangkan
lagi dan diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.
Contoh:
Dia pandai bergaul dan menyesuaikan diri sehingga
setiap orang amat suka bersahabat dengannya. Dalam berpakaian, dia tidak pernah
mencari perhatian orang lain dan selalu menyesuaikan dengan lingkungan tempat
dia tinggal. Dia pandai berhias diri tetapi tidak pernah memakai make up yang
berlebihan. Pantas laila menjadi idaman setiap jejaka. Di samping itu,dia pun
rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan shalat yang lima waktu atau tes
yang sesuai dengan anjuran gurunya, prestasi setiap semesternya selalu
meningkat dan sampai sekarang dia bertahan pada peringkat pertama dikelasnya.
4.Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan
cara membanding-bandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal
yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret dengan cara
merinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian bagian
kecil.
Contoh:
Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat
biasa hinggap di tempat-tempat yang kotor dan selalu makan makanan yang
menjijikan. Kemana saja dia pergi pasti pasti membawa penyakit. Begitu juga
orang jahat biasa tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa makan makanan yang
diharamkan. Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran yang meresahkan
warga.
5.Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk
kalimat tanya dan kalimat-kalimat pengembangan dalam paragraf jenis ini juga
biasa merupakan jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.
Contoh:
Siapakah Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa
Arab anak pengusaha terkenal di negeri tersebut. Dia seorang politis Muslim
yang menentang pemerintahan kerajaan yang di Arab, akibat pertentangannya
dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan memimpin sebuah
organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, Dia dituduh Amerika Srikat
sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang dan menghancurkan Petagon
dan WTC. Oleh karena itu , dia menjadi salah seorang daftar pencarian orang di
Negara Amerika Serikat.
6.Paragraf Sebab-Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab
atau akibat peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat
pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab maka kalimat pengembangnya harus
merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat topiknya berupa
akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat itu.
Contoh :
Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap
petak sawah yang akan ditanami padi selalu diperiksa tingkat keasamannya. Kalau
sudah diketahui tingkat keasamannya, beliau taburi kapur atau kalsit secukupnya
dan dibiarkan beberapa hari sebelum diaduk. Ketika menanam, beliau selalu
mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan pertanian) baik jarak dari rumpun ke
rumpun maupun jumlah pohon yang ditanam pada setiap rumpun. Dalam hal
pemupukan, selain menggunakan pupuk organik buatan sendiri, beliau juga
menggunakan pupuk Urea,TSP,dan KCL dengan dosis sesuai dangan aturan. Setiap
pagi beliau pergi ke sawah untuk mengairi tanaman padinya dengan air yang
dialirkan dari irigasi. Hama-hamanya, baik hama tikus maupun ulat penggerek
batang selalu diberantas. Selain itu, Pa Ahmad selalu berdoa agar hasil
panennya melimpah. Maka tak mengherankan apabila panen padi pak Ahmad tahun ini
sangat melimpah.
7. Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik
dalam sebuah paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu
dipakai untuk memperjelas maksud dalam kalimat topik.
Contoh :
Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah
ialah dengan cara “Menembak” atau ”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang
berlaku). Contohnya waktu membayar pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri,
tetapi menyuruh calo yang biasa mangkal disana. Beresnya cepat sekali. Contoh
lain waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya memberikan uang da salinan KTP
kepada calo lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa menit kemudian, SIM pun
selesai. Selain itu waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya memerlukan
waktu menunggu satu jam dengan cara memberi uang pelicin alakadarnya. Sementara
itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran anaknya beberapa jam setelah
menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin.
8. Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara
mengulang kata atau kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa
dilakukan dengan cara mengulang bagian-bagian kalimat yang penting. Contoh :
Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan
berpikir pada manusia. Setiap manusia perlu makan, makan untuk hidup. Hidup
tidak hanya unuk makan. Akan tetapi hidup manusia mempunyai tujuan. Tujuan
hidup berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya, tetapi ada persamaannya
yakni salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan merupakan penerus
bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh menghadap segala
tantangan dan rintangan. Rintangan dan tantangan membuat manusia berpikir.
Berpikir bukan sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk memecahkan
berbagai persoalan hidup dan kehidupan (Taringan,1981:34).
9. Paragraf Definisi
Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan
sesuatu pengertian atau istilah yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar
agar maknanya mudah dipahami oleh pembaca. Alat untuk memperjelas pengertian
itu ialah kalimat pengembang.
Contoh :
Sosiolinguistik adalah ilmu antardisipliner yakni
sosiologi dan lingustik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah bagi
manusia didalam masyarakat. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa.
Sosiolinguistik merupakan subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari
faktor-faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dalam pergaulan
sosial. Sosiolinguistik mengkaji bahasa dan pemakaiannya dalam sosial budaya.
Selain itu, sosiolinguistik dalam pengembangan subsidang linguistik memfokuskan
penelitian pada variasi ujaran dalam konteks sosial. Berdasarkan keterangan
diatas, dapat disimpulkan bahwa: “Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik
yang bersifat interdisipliner dengan sosiologi dengan penelitian hubungan
antara bahasa dengan faktor-faktor sosial didalam suatu masyarakat”.
10. Paragraf Deskriptif
Kalimat topik dalam paragraf deskriptif tidak
tersurat seperti pada paragraf-paragraf yang lain. Kalimat topik paragraf ini
tersirat pada semua kalimat pengembang. Kita akan mengetahui kallimat topik
setelah selesai membaca paragraf karena kalimat topik paragraf deskriptif
merupakan simpulan semua paparan dalam paragraf.
Contoh :
Waktu itu jam 16.00, wasit mulai membunyikan
peluitnya tanda pertandingan dimulai. Kedua kesebelasan sibuk mengatur strategi
untuk menyerang dan mempertahankan gawangnya dari serangan lawan. Permainan
cukup seru karena kedua keebelasan kekuatan dan semangatnya cukup seimbang.
Penonton bersorak-sorai mendukung kesebelasan kesayangannya masing-masing.
Tidak lama kemudian, salah satu kesebelasan ada yang “merobek gawang” lawannya.
Pendukung yang menang mengejek habis-habisan kesebelasan yang kalah sampai
mengeluarkan kata-kata “kotor”. Pendukung yang kalah merasa tidak enak sehingga
terjadilah pertengkaran antarpendukung kesebelasan. Bukan hanya berperang
mulut, melainkan juga mereka saling melempar dan berkelahi. Akhirnya, sebelum
pertandingan selesai, wasit terpaksa membunyikan peluit panjangnya tanda
pertandingan berakhir.
Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan
posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan
atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang
menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan
pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif.
Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf
berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai
paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut
akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf
tersebut dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada
sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif,
deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk
mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah
kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat
dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di
dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai
untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud
adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum
khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam mengarang, keenam metode pengembangan
paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang
si penulisnya.
1) Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis
untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan
definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan
penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat
definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di
dalam teks definisi itu
2) Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses
apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan
tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila
urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda,
penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa
atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu
mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.
3) Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu
ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan
rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.
4) Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas)
dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau
sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan
dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas
dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau
sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau
analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan
deskriptif ata eksposisi.
5) Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak
dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis
pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan.
Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih
gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan
ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.
6) Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non
benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain,
cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klasifikasi sebenarnya
bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk
perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan
perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan
generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu
sama lainnya.
Pengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa
kallimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan
beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan
kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf
yang tidak hemat dan paragraf yang hemat akan kalimat topik. Paragraf yang
tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.
Penggemar seruling buatan Frederik Morgan bersedia
menunggu lima belas tahun asal memperoleh sebuah seruling buatan Morgan.
Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu
banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan
tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia.
Perhatikan Paragraf berikut yang merupakan hasil
pengembangan kalimat-kalimat di atas.
Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia
menunggu lima belas tahun asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan
tersebut dikemukakan oleh beberapa penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi
setelah Morgan mengumumkan bahwa pemesanan serulingnya ditutup.
Pada Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan
pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan seruling buatannya.
Jika seruling dibuat terus menerus Morgan harus bekerja selama 14 tahun guna
memenuhi pesanan tersebut. Seruling buatan Morgan sangat berperan pada musik di
dunia Eropa sejak tahun 1950.
Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat
instrumen tiup ahli dunia. Beberapa ahli lainnya adalah Hans Caolsma (Utrecht),
Mortin Skovroneck (Bremen), Fredrick Van Huene (Amerika Serikat),Klaus Scheele
(Jerman), serta Shigchoru Yamaoka dan Kuito Kinoshito (Jepang).
Kalau kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang
terakhir lebih ”berbicara” dari pada paragraf sebelumnya, yang mengandung tiga
buah kalimat topik. Paragraf terakhir hemat akan kalimat topik, tetapi kreatif
dengan kalimat-kalimat penjelas.
2.Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik pengembangan paragraf secara garis besar ada
dua macam. Pertama, dengan menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat
topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga
di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua,
dengan “analisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis
sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Di dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci
lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya (a) dengan
memberikan contoh, (b) dengan menampilkan fakta-fakta, (c) dengan memberikan
alasan-alasan dan (d) dengan bercerita.
a. Dengan memberikan Contoh/Fakta
Perhatikan paragraf berikut:
Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering
di campuri oleh tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD
selalu di pantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi
namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan
di jual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang
ditangani oleh ketua koperasi,mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian
pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan
oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup
besar dari ketua koprasi.
Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai
memilih contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili
keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh yang dicari-cari.
b. Dengan Memberi Alasan-Alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat
topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan denga uraian-uraian yang logis
dengan menjelasakan sebab-sebab mengapa demikian .
Perhatikan paragraf berikut.
Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak
manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi
kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai
iu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak
dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti membengkalaikan
pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.
c. Dengan Bercerita
Biasanya pengarang mengungkapkan kembali
peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan
paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu, pengarang berusaha membuat
lukisannya itu hidup kembali.Perhatikan paragraf berikut :
Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih
menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di
samping kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan
pinus menyelimuti punggung bukit bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan
itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentiya berkelak-kelok. Sesekali
atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.
Bagian paragraf menurut teknik pemaparannya:
Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi
dalam empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, agumentatif, dan naratif.
a. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan
(lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi,
paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat
berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri kekanan. Dengan kata lain,
deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra.
Contoh sebuah paragraf deskriptif:
Pasar tanah abang adalah sebuah pasar yang sempurna.
Semua barang ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan
luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan
berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual
sayur dan bahan dapur. Disamping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan pada
bagian belakang kita dapat berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita
harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.
b. Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris disebut juga paragraf paparan.
Paragraf ini menampilkan suatu objek. Tertuju pada satu unsur saja.
Penyampainnya dapat menggunakan perkembangan analisis atau keruangan.
Contoh Paragraf Ekspositoris:
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di
lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari
rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat
diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
c. Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke
dalam ekspositoris. Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini
lebih brsifat membujuk atau menyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek.
Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Contoh Paragraf Argumentatif:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737
milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke
permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4
meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, cukup
beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Amankan?
kalo memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga
ia tetap nyaman di naiki?
d. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan
cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi haya kita
temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh Paragraf Naratif:
Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama
sekali dilarang berteman dengan Syairun. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan
dia antar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Selamat yang telah memperkenalkan
aku dengan Siti.