Halooo... kali ini saya akan membahas tentang penalaran induktif. Alangkah baiknya kita menyegarkan ingatan kita kembali akan pengertian penalaran. Penalaran adalah suatu proses akal / pikiran kita
dalam berpikir untuk menarik sebuah atau beberapa kesimpulan yang berupa fakta
serta pengetahuan.
Generalisasi adalah pernalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan
yang bersifat umum. Dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa
“Lulusan sekolah A pintar-pintar.” Hal ini dapat kita simpulkan setelah
beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Analogi adalah cara penarikan pernalaran dengan
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Hubungan kausal adalah pernalaran yang diperoleh
dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Misalnya, tombol ditekan,akibatnya bel berbunyi. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan
turun dan jalan-jalan becek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu
sebagai berikut:
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping
itu, hubungan ini dapat pula berpola A
menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang
dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan
hubungan kasual ini, diperlukan kemampuan penalaran sesorang untuk mendapatkan
kesimpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah
akibat yang nyata. Kalau kita melihat sebiji buah mangga jatuh dari batangnya,
kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan
penyebabnya. Mungkin mangga itu ditimpa hujan, mungkin dihempas angin,
dan mungkin pula dilempari oleh anak-anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu
yang menjadi penyebabnya.
Akibat-sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa
seseorang yang pergi ke dokter.Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan
sebab, jadi mirip dengan entimen.Akan tetapi, dalam pernalaran jenis
akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan
penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang
lain. Contohnya adalah sebagai berikut. Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat
tanah di halamannya becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di
belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu
penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan. Pola itu dapat dilihat
seperti berikut ini.
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak
dari pernyataan yang bertolak dari
pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.
Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada
pernyataan (premis).
Penalaran
induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik
suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan
yang bersifat umum berdasarkan atas
fakta-fakta khusus. Keuntungan Menggunakan Penalaran Induktif:
- Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
- Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.
Jenis-Jenis Penalaran Induktif
A. Generalisasi
Contoh:
Jika
dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Benar atau tidaknya simpulan dari generalisasi itu
dapat dilihat dari hal-hal yang berikut.
- Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan, makin benar simpulan yang diperoleh.
- Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang benar.
- Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunayai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
B. Analogi
24
Contoh:
Nina adalah
lulusan akademi A. Nina dapat
menjalankan tugasnya dengan baik. Ali
adalah lulusan akademi A. Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
Tujuan pernalaran dengan analogi adalah sebagai
berikut.
- Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
- Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
- Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
C. Hubungan Kasual
- Sebab Akibat
Andaikata angin tiba-tiba bertiup (A), dan hujan
yang tiba-tiba turun (B), ternyata tidak sebuah mangga pun yang jatuh (E),
tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya
buah mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak (C).
Pola seperti itu
dapat kita lihat pada rancangan berikut.
Angin hujan lemparan
mangga jatuh.
(A) (B) (C) (D)
Angin, hujan mangga
tidak jatuh
(A) (B) (D)
Oleh sebab
itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.
(C) (E)
Pola-pola seperti itu sesuai pula dengan metode agreement yang berbunyi sebagai berikut. Jika dua kasus atau lebih dalam satu
gejala mempunyai satu dan hanya satu kondisi yang dapat mengakibatkan sesuatu,
kondisi itu dapat diterima sebagai penyebab sesuatu tersebut.
Teh, gula,
garam menyebabkan kedatangan semut.
(P) (Q) (R) (Y)
Gula, lada, bawang
menyebabkan kedatangan semut.
(Q) (S) (U) (Y)
Jadi, gula
menyebabkan kedatangan semut.
(Q)
(Y)
- Akibat-Sebab
- Akibat-Akibat
Hujan menyebabkan tanah
becek.
(A) (B)
Hujan menyebabkan kain
jemuran basah.
(A) (C)
Dalam proses pernalaran “akibat-akibat”, peristiwa
tanah becek (B) merupakan
data, dan peristiwa kain jemuran basah (C) merupakan
simpulan.
Jadi, karena tanah
becek, pasti kain jemuran basah.
(B) (C)
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
- Arifin, Zaenal dan Amran Tasai.2004.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Akademika Pressindo.
- Lestari, Rakhmawati. 2013.Penalaran dan Definisi.
- https://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/definisi-dan-penalaran/
- Ibid.