Halooo... kali ini saya akan membahas tentang penalaran induktif. Alangkah baiknya kita menyegarkan ingatan kita kembali akan pengertian penalaran. Penalaran adalah suatu proses akal / pikiran kita
dalam berpikir untuk menarik sebuah atau beberapa kesimpulan yang berupa fakta
serta pengetahuan.
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak
dari pernyataan yang bertolak dari
pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.
Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada
pernyataan (premis).
Penalaran
induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik
suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan
yang bersifat umum berdasarkan atas
fakta-fakta khusus. Keuntungan Menggunakan Penalaran Induktif:
- Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
- Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.
Jenis-Jenis Penalaran Induktif
A. Generalisasi
Contoh:
Jika
dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Benar atau tidaknya simpulan dari generalisasi itu
dapat dilihat dari hal-hal yang berikut.
- Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan, makin benar simpulan yang diperoleh.
- Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang benar.
- Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunayai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
B. Analogi
24
Contoh:
Nina adalah
lulusan akademi A. Nina dapat
menjalankan tugasnya dengan baik. Ali
adalah lulusan akademi A. Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
Tujuan pernalaran dengan analogi adalah sebagai
berikut.
- Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
- Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
- Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
C. Hubungan Kasual
- Sebab Akibat
Andaikata angin tiba-tiba bertiup (A), dan hujan
yang tiba-tiba turun (B), ternyata tidak sebuah mangga pun yang jatuh (E),
tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya
buah mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak (C).
Pola seperti itu
dapat kita lihat pada rancangan berikut.
Angin hujan lemparan
mangga jatuh.
(A) (B) (C) (D)
Angin, hujan mangga
tidak jatuh
(A) (B) (D)
Oleh sebab
itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.
(C) (E)
Pola-pola seperti itu sesuai pula dengan metode agreement yang berbunyi sebagai berikut. Jika dua kasus atau lebih dalam satu
gejala mempunyai satu dan hanya satu kondisi yang dapat mengakibatkan sesuatu,
kondisi itu dapat diterima sebagai penyebab sesuatu tersebut.
Teh, gula,
garam menyebabkan kedatangan semut.
(P) (Q) (R) (Y)
Gula, lada, bawang
menyebabkan kedatangan semut.
(Q) (S) (U) (Y)
Jadi, gula
menyebabkan kedatangan semut.
(Q)
(Y)
- Akibat-Sebab
- Akibat-Akibat
Hujan menyebabkan tanah
becek.
(A) (B)
Hujan menyebabkan kain
jemuran basah.
(A) (C)
Dalam proses pernalaran “akibat-akibat”, peristiwa
tanah becek (B) merupakan
data, dan peristiwa kain jemuran basah (C) merupakan
simpulan.
Jadi, karena tanah
becek, pasti kain jemuran basah.
(B) (C)
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
- Arifin, Zaenal dan Amran Tasai.2004.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Akademika Pressindo.
- Lestari, Rakhmawati. 2013.Penalaran dan Definisi.
- https://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/definisi-dan-penalaran/
- Ibid.
0 komentar:
Posting Komentar